Peran Orang Tua Dalam Mencegah Tingginya Angka Kematian Anak Di Bawah Lima Tahun Akibat Tenggelam

Tahukah Moms, bahwa tenggelam adalah penyebab utama kematian anak di bawah lima tahun? Data tersebut bersumber dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Diliput dari laman Media Indonesia, sekitar 2,5 juta orang meninggal akibat tenggelam dalam dekade hingga 2019 menurut WHO. Berdasarkan data tersebut, WHO menetapkan serangkaian langkah untuk membantu mengurangi jumlah korban yang sepenuhnya dapat dicegah.

Ya, betul, kematian anak usia di bawah lima tahun akibat tenggelam ini sangat bisa dicegah. Pencegahan ini bisa bermula dari circle terdekat anak, yaitu orang tua. Peran orang tua dalam langkah mengurangi jumlah korban tenggelam sangat penting karena bisa menjadi agen pencegah bahkan penyelamat kasus kematian akibat tenggelam pada anak.

Apa yang harus dilakukan orang tua dalam mencegah kasus kematian akibat tenggelam pada anak usia di bawah lima tahun?

1. Orang tua harus menyadari pentingnya pendidikan akuatik sejak dini pada anak.

Aktivitas akuatik yang biasa kita ketahui adalah berenang. Namun, belajar berenang sejak dini pada anak juga harus memfokuskan diri pada keterampilan keselamatan diri anak di lingkungan air. Dilansir dari suara.com, sebuah studi dalam Journal of American Medical Association menyimpulkan bahwa pelajaran berenang dapat mengurangi risiko tenggelam pada anak hingga 88 persen. Hakikatnya, setiap anak itu mempunyai refleks bisa berenang sejak lahir karena bayi berenang di dalam air ketuban ibu selama 9 bulan kandungan.

2. Orang tua harus selalu mengawasi anak jika sedang berada di lingkungan air.

Tingginya angka kematian anak akibat tenggelam salah satunya karena kurangnya pengawasan orang tua. Kasus ini bisa terjadi di pantai, kolam renang umum, kolam renang rumah, bak mandi rumah dan lain sebagainya. Kelalaian terhadap fasilitas sarana air yang di rumah juga menjadi salah satu alasan besar. Karena itu, orang tua harus selalu mengawasi anak-anak ketika sedang berada di lingkungan air baik di luar rumah maupun di rumah sendiri, dan orang tua juga harus memperhatikan keamanan yang ketat terhadap fasilitas sarana air yang ada di rumah. Misalnya, memberi pagar pada area kolam renang rumah, atau memisahkan kolam renang dengan area lingkungan rumah yang biasa dilalui anak-anak.

3. Pentingnya orang tua mengikuti pelatihan CPR.

Dilansir dari laman wikipedia.com, CPR atau resusitasi jantung paru-paru adalah tindakan pertolongan pertama Bantuan Hidup Dasar pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali dengan melakukan beberapa teknik pemijatan atau penekanan pada dada. Kebanyakan yang terjadi pada kasus tenggelam pada anak itu karena terlambat mendapat pertolongan pertama, korban terlihat tidak bernafas dan akhirnya dianggap sudah meninggal. Padahal, CPR bisa menjadi salah satu ikhtiar (usaha) untuk membuka kembali jalan nafas korban tenggelam. Harapannya, orang tua yang mengikuti pelatihan CPR mampu memberikan pertolongan pertama pada anak kalau-kalau terjadi kasus tenggelam guna mencegah kematian, terutama pada anak-anaknya sendiri.

Itu dia Moms, pentingnya peran orang tua dalam mencegah angka kematian anak di bawah lima tahun akibat tenggelam. Bayangkan jika mayoritas orang tua sudah lebih aware terhadap kasus tenggelam ini dan menyadari peran pentingnya untuk pencegahan, maka nyawa anak-anak di dunia akan lebih banyak terselamatkan.

“Tapi kan hidup dan mati itu di tangan Tuhan.”

Ya, benar sekali! Tetapi sebagai manusia, kita juga dianugerahi akal dan pikiran oleh Tuhan untuk berusaha semaksimal mungkin memperkecil resiko dan mencegah hal-hal buruk terjadi. Setuju kan, Moms? 

Penulis: Juli Yastuti

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *